Dunia persilatan menjelang Pilgub bertambah seru. Sudah dikasih kepercayaan menjabat, ternyata menggunting dalam lipatan alias berhianat. Kita sebut saja dia Sengkuni. Genderang perang terbuka telah dia tabuh.
Dengan penuh percaya diri, Sengkuni mengintruksikan orang-orang kepercayaannya di daerah untuk mengampanyekan pencalonannya pada saya dan keluarga besar saya yang berlatar belakang petani kopi dan lada.
Dengan retorika penuh janji, orang-orang kepercayaan Sengkuni ini mengklaim bahwa bantuan-bantuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) dibidang pertanian yang kami nikmati beberapa tahun terakhir, ialah berkat kerja keras Pak Sengkuni saat menjabat sebagai kepala di suatu dinas, serta menduduki posisi ASN tertinggi di lingkup Pemprov.
“Bantuannya kan sudah diterima, jadi jangan lupa ya. Nanti ke depan kalo Pak (Sengkuni, red) menang di Pilkada ini pasti bantuan pada rekan-rekan petani lebih banyak,” ujarnya menjanjikan.
Saya hanya tersenyum. Saya sampaikan pada orang-orang kepercayaan Pak Sengkuni, terimakasih atas kedatngan nya ke kampung kami. Saya juga sampaikan banyak terimakasih atas bantuannya di sektor pertanian pada kami selama ini.
“Tapi setau saya, selama ini Bapak (Sengkuni/red) kan hanya perpanjangan tangan dari Gubernur dan Wakil Gubernur? Dia kan hanya menjalankan intruksi dari Pak Gub dan Wagub. Kalo gitu, yang paling berjasa atas bantuan yang kami terima selama ini adalah Gubernur dan wakilnya. Jadi maaf mas, saya dan keluarga besar saya akan milih Pak Ridho Ficardo dan Pak Bachtiar aja. Kalo mereka jadi Gubernur dan Wakil Gubernur lagi pasti bantuan pada petani akar bertambah banyak,” jawab saya sedikit guyon namun pasti.
Dengan muka sedikit masam, setelah bercerita ngalor ngidul beberapa kalimat orang – orang berkaos merah ini berpamitan. Sebelum ke kampung saya di Kecamatan Lumbok Seminung, mereka mengatakan telah mampir di Kecamatan Balik Bukit, Kecamatan Batu Berak, Kecamatan Batu Ketulis, Kecamatan Sekincau, dan Kecamatan Pagar Dewa.
Sambil berjabattangan, mereka akan melanjutkan perjalanan ke Kecamatan Way Tenong, Kecamatan Air Hitam, Kecamatan Sumber Jaya, Kecamatan Kebun Tebu. Kemudian mereka akan langsung meluncur ke Kabupaten Tanggamus lewat jalur Kecamatan Ulu Belu.
Dalam hati saya bergumam, dua jempol untuk semangat kalian. Tapi di lain sisi hati saya sedikit terenyuh, seakan hati saya berkata bahwa kerja keras orang-orang ini akan sia-sia saja.
Sebab saya yakin, kami para petani sudah mulai cerdas. Kami tak akan memilih calon yang hanya mengumbar janji. Kami akan memilih calon yang meski sedikit sudah pernah berbuat untuk mendongkrak kesejahteraan petani. Khususnya petani kopi dan lada.
Mari kita jadikan Lampung lumbung kopi dan lada. Mari saudara-saudaraku yang berprofesi mulia sebagai petani, satu aksi satu komando kita jadikan kopi dan lada lampung mendunia.
Semua calon pasti mengumbar janji melalui visi dan misi, itu merupakan keharusan. Namun jangan tertipu, jangan memilih calon pemimpin yang baru bisa berjanji. Mari pilih pemimpin yang sudah berbuat, bekerja, melayani dan mengayomi kita semua. (*)