Bandar Lampung – M. Alzier Dianis Thabranie sebagai tokoh Lampung meminta agar Bawaslu Provinsi Lampung tegas dalam mengawasi dan menegakkan aturan Pilkada 2018. Bahkan dia meminta Bawaslu membatalkan paslon nomor urut 3 Arinal-Nunik.
“Pilgub ini, Bawaslu harus tegas membatalkan paslon gubernur nomor urut 3, alasannya Pensiunan PNS, mana ada naik Helikopter kemana – mana saat kampanye, gak masuk akal aja,” kata Alzier, usai menghadiri pleno terbuka sampel dukungan calon DPD RI, di Hotel Emersia Bandar Lampung, Senin 28/5/2018).
Menurutnya, apa yang dilakukan Arinal Djunaidi selama ini tak masuk akal jika tidak dibiayai oleh PT SGC dalam modal kampanye pilgub.
“Kalau bisa dibatalkan, di diskualifikasi. Apa Nusron Wahid pejabat negara kok ikut turun ke lapangan bela paslon nomor 3, mana ada aturannya pejabat negara bela belain turun ke lapangan. Ngawur aja itu, ” tegasnya.
Oleh sebab itu mantan Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Lampung itu menyayangkan jika Provinsi Lampung dipimpin oleh pemimpin yang tidak berwibawa.
“Saya sebagai tokoh Lampung miris melihatnya, mau dibawa kemana provinsi Lampung ini kedepannya. Masak ada Calon gubernur Lampung yang tidak berwibawa dipeluk peluk oleh Boss PT. SGC (Purwanti lee) di setiap ada kegiatan kampanye, mau jadi apa ini Lampung, ” tanya dia.
Oleh karenanya, dia mengajak agar memilih pemimpin tidak dimodali cukong-cukong.
“Saya minta cari pemimpin Lampung itu kalau gak Ridho ya Herman, yang gak dimodali oleh cukong, ” kata dia yang mengaku pasang besar besar biar semua tahu, jangan takut takut, katanya.
Media kata Alzier harus terbuka dan jangan tutup mata dengan apa yang terjadi saat ini.
“Media jangan takut takut, harus berani memberitakan, jangan sampai nanti abis Pilgub kita diacak acak,” katanya.
Sedangkan ketua Bawaslu Lampung Fatikhatul Khoiriyah mengaku saat ini pihaknya terus mendalami penemuan gudang logistik atribut kampanye milik pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Lampung nomor urut 3 Arinal-Nunik di kediaman atau gudang Ruslan Efendi anggota DPRD Golkar Lampung Utara.
“Terkait uang didalam mobilnya pemilik gudang itu tidak ada bahan kampanyenya disitu, tapi ini tetap akan kita klarifikasi juga,” kata Khoir.
Khoir menjelaskan bahwa Adanya Nusron Wahid yang diberitakan di beberapa media terciduk, perlu diluruskan, itu juga kurang tepat bahasanya, bahwa saat itu Panwaslu Lampura duluan berada di lokasi, kemudian mendengar gudang ada ramai ramai, pemilik gudang Ruslan efendi dan Nusron Wahid yang saat itu sedang dalam perjalanan menuju Lampung Barat dan singgah ke tempat Ruslan Efendi, kemudian mengecek ke gudang.
“Itu internal mereka ya antar sesama orang partai. Kenapa kami tidak menanyakan ini kehadiran Nusron Wahid disitu, karena memang itu bukan sedang dalam kampanye, jadi kami tidak perlu menanyakan apakah sedang cuti atau bukan kehadiran Nusron Wahid disitu, ” jelasnya. (*/red)