Bandar Lampung (biinar.com)- Universitas Lampung (Unila) resmi menarik mahasiswa dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional tahun 2024 yang diselenggarakan di Sumatra Utara. Seremoni penarikan berlangsung di Samosir, Sumatra Utara, pada Rabu, 4 September 2024.
Kegiatan dihadiri Wakil Rektor Bidang PKTIK Unila Dr. Ayi Ahadiat, S.E., M.B.A., didampingi Sekretaris LPPM Unila Suparman Arif, S.Pd., M.Pd., serta tim KKN Dr. Subian, S.Si., M.Si.
Mereka turut menyaksikan seremonial penarikan delegasi KKN Internasional dari Unila, yaitu Lorenta Tinezia Pasaribu (Jurusan Akuntansi), Alistiqomatu Karamah (Prodi Pendidikan Bahasa Inggris), dan Rahma Nurkholiz (Jurusan Matematika).
Alistiqomatu Karamah saat diwawancara menyampaikan, KKN Internasional memberikan kesempatan berharga untuk terjun langsung dan berinteraksi dengan masyarakat setempat.
“Mengalami langsung cara hidup, tradisi, dan tantangan yang dihadapi masyarakat Sumatra Utara, memperkaya perspektif tentang budaya Indonesia secara keseluruhan,” ujarnya.
Alisti juga menekankan pentingnya partisipasi masyarakat lokal dalam program ini. Menurutnya, masyarakat terlibat aktif dalam berbagai kegiatan yang diadakan mahasiswa, mulai dari memberikan masukan tentang kebutuhan lokal hingga berkolaborasi dalam proyek-proyek untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
“Keterlibatan masyarakat memastikan program KKN relevan dan sesuai dengan kebutuhan serta aspirasi mereka,” tambahnya.
Manfaat langsung dari program ini sudah mulai dirasakan masyarakat melalui pelatihan keterampilan, sosialisasi, dan penyuluhan kesehatan. Alisti menyoroti pentingnya pendidikan bahasa Inggris yang berdampak besar bagi siswa-siswa di daerah tersebut.
Rahma Nurkholiz, pada kesempatan terpisah, menjelaskan, program KKN tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Huta Tinggi, tempat program berlangsung.
Rahma mengatakan, masyarakat sangat antusias berpartisipasi. “Mereka berperan aktif dalam gotong-royong, pelatihan, dan diskusi bersama. Keterlibatan ini menciptakan interaksi erat antara mahasiswa KKN dan masyarakat, sehingga program dapat berjalan lebih efektif,” katanya.
Rahma juga menyatakan, KKN Internasional ini memberikan kesempatan luar biasa untuk mempelajari budaya Sumatra Utara, khususnya budaya Batak Samosir. “Pengalaman ini membuka wawasan saya tentang keberagaman budaya di Indonesia, seperti bagaimana masyarakat di Samosir menjaga tradisi mereka sambil tetap beradaptasi dengan modernisasi,” ungkapnya.
Melalui keterlibatannya, Rahma dapat secara langsung mengamati adat istiadat dan kearifan lokal yang kaya di daerah tersebut. Salah satu pengalaman paling berkesan bagi Rahma adalah saat berkolaborasi dengan remaja naposo dalam kegiatan Pembuatan Taman Surga Huta Tinggi.
“Meski berbeda keyakinan, saya merasa diterima dengan sangat baik. Kami saling belajar tentang nilai-nilai toleransi dan solidaritas,” kenangnya.
Namun, Rahma juga mengakui adanya tantangan dalam penyelenggaraan KKN Internasional, terutama dalam hal adaptasi terhadap kondisi geografis yang menantang serta perbedaan budaya dan bahasa.(ang)