Bandar Lampung (biinar.com)- Kelompok KKN Universitas Lampung (Unila) Periode II tahun 2024 Desa Sindang Anom, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur, mendorong pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan limbah kotoran sapi.
Kelompok KKN Unila mendapat keluhan dari Kepala Desa terkait kemajuan pertanian, sedangkan warga Desa Sindang Anom menjelaskan bahwa banyak rumah yang memiliki ternak sapi dan limbahnya dibiarkan menumpuk hingga berlebih.
Program kerja ini dibuat berdasarkan identifikasi potensi dan masalah yang dijabarkan oleh warga desa setempat terkait limbah kotoran sapi yang belum dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, masyarakat yang bertani masih banyak yang menggunakan pupuk kimia dimana harganya relatif mahal untuk penggunaan terus menerus.
Meilani Justicia Parhusip, Tim KKN Unila sekaligus PJ menjelaskan idenya tentang kombinasi antara pembuatan pupuk kompos yang mana selain mengurangi limbah kotoran sapi juga bisa menjadi peluang usaha untuk membantu petani dalam penggunaan pupuk yang ekonomis dan aman dibandingan pupuk kimia.
“kompos ini banyak manfaatnya, karena bisa membantu petani untuk jadi pupuk yang ekonomis dan aman” ujarnya ketika diwawancara via Whatsapp pada Jumat 2 Agustus 2024
Program ini diinisiasi oleh Meilani Justicia Parhusip (Biologi), Ersa Imelda Adelia (Biologi), Khomsatun Ba’diyah (Biologi), Widya Ratna Pertiwi (Biologi), Muhammad Rizqi (Teknik Geodesi), Ahmat Renzen Hardowo (Teknik Sipil), Anwar (Matematika), dan dibina oleh Dr. Erna Rochana.
Pembuatan kompos memerlukan waktu fermentasi yang cukup lama. Kelompok KKN Unila akhirnya membuat cukup banyak pupuk untuk warga setempat yang mana akan dilakukan uji coba selama: 15 hari, 30 hari, dan seterusnya.
Hasil uji coba nantinya akan dilakukan dengan cara mengukur, memakai sample tanaman kecil seperti cabai dan membuat beberapa dengan pemakaian pupuk dan tidak menggunakan pupuk. Parameternya dilihat dari berapa lama waktu perkembangan tanaman yang menggunakan dan tanpa menggunakan pupuk.
Mahasiswa KKN Unila berharap kedepannya masyarakat Desa Sindang Anom terus menerapkan pengolahan limbah tersebut. Petani dapat selalu mengaplikasikan pupuk berkualitas baik tanpa dipungut biaya, peternak atau bahkan masyarakat setempat pun bisa terbebas dari limbah kotoran sapi.