MoU Bersejarah : PB KOPRI dan AISNU Jabar Ciptakan Kampus Pesantren yang Aman

Januari 11, 2025 | [post-views]
IMG-20250111-WA0015

Jawa Barat, (biinar.co) – Dalam upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan bebas dari kekerasan seksual, Pengurus Besar Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (PB KOPRI) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Arus Informasi Santri Nusantara(AISNU) Jawa Barat, Selasa (11 Januari 2025)

Kerjasama ini fokus pada penanganan kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus yang terintegrasi dengan pondok pesantren di seluruh Jawa Barat.

Ketua PB KOPRI, Wulan Sari, mengungkapkan bahwa isu kekerasan seksual di Indonesia masih menjadi persoalan serius. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA), sepanjang tahun 2024 tercatat sebanyak 31.953 kasus kekerasan seksual, dengan 6.895 korban laki-laki dan 27.666 korban perempuan. Data ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga diperlukan langkah konkret untuk menanggulanginya.

“Untuk mengatasi masalah ini, seluruh pihak, termasuk PB KOPRI PMII, harus berkolaborasi dengan berbagai lembaga, termasuk organisasi di luar tubuh PMII. Salah satunya adalah dengan mendukung penuh inisiatif Satgas Sarungan yang digagas AISNU Jawa Barat. Program ini sejalan dengan spirit dan program kerja PB KOPRI PMII periode ini, sehingga kami memberikan dukungan penuh,” ujar Wulan Sari.

Fokus pada Pencegahan, Penanganan, dan Pemulihan

Ketua Bidang Hukum dan Advokasi PB KOPRI, Juwita Tri Utami, S.H., menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam menangani kasus kekerasan seksual. “Ada tiga hal utama yang harus diperhatikan: pencegahan, penanganan, dan pemulihan. Tiga aspek ini menjadi catatan penting dalam upaya mengentaskan kasus kekerasan seksual di Indonesia,” tegasnya.

Dalam MoU ini, PB KOPRI PMII berkomitmen untuk mendukung Satgas Sarungan yang diinisiasi AISNU Jawa Barat, khususnya dalam penanganan kasus kekerasan seksual di pesantren dan kampus yang berafiliasi dengan pondok pesantren. Kerjasama ini mencakup pembentukan sistem pendampingan hukum, edukasi preventif, hingga mekanisme pemulihan bagi para korban.

Langkah Awal Menuju Lingkungan Pendidikan yang Aman
Dengan adanya MoU ini, PB KOPRI dan AISNU Jawa Barat berharap dapat menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih aman, inklusif, dan beretika. Sebagai langkah awal, kedua pihak akan menyelenggarakan berbagai program edukasi, seperti seminar dan kampanye anti-kekerasan seksual, serta membentuk tim monitoring untuk memastikan implementasi program berjalan dengan baik.

PB KOPRI percaya bahwa kolaborasi ini dapat menjadi inspirasi bagi organisasi lain untuk turut serta dalam upaya melawan kekerasan seksual, khususnya di lingkungan pendidikan berbasis pesantren. (Pina)