Tubaba (Biinar.com) – Ketua Lakpesdam NU Tulang Bawang Barat, Surya Hartawan S.Pd, mendesak Kepolisian Daerah (Polda) Lampung untuk serius menangani kasus pembunuhan keji terhadap Riyas Nuraini (30), kader Fatayat NU Lampung Timur. Ia menyebut hingga lebih dari empat bulan sejak insiden terjadi, belum ada perkembangan signifikan dalam proses hukum kasus ini.
“Kami meminta aparat penegak hukum mempercepat penanganan kasus ini. Kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian bergantung pada bagaimana kasus seperti ini ditangani dengan transparan dan adil,” tegas Surya dalam pernyataannya saat dihubungi melalui Telpon Seluler, Jumat, 29 November 2024.
Surya juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersuara agar kasus ini tidak menjadi preseden buruk bagi penegakan hukum di Indonesia. “Lambannya penyelesaian kasus ini tidak hanya menyisakan luka bagi keluarga korban, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyayangkan lambatnya penanganan kasus ini dinilai menjadi gambaran lemahnya perlindungan terhadap perempuan dalam sistem hukum di Indonesia. Ia meminta agar kasus ini tidak diabaikan dan memastikan bahwa semua elemen hukum bekerja maksimal untuk memberikan rasa keadilan.
“Masyarakat butuh kepastian bahwa keadilan ditegakkan. Jangan sampai ada anggapan bahwa nyawa perempuan seperti Riyas tidak dihargai. Kami percaya kepolisian mampu menyelesaikan kasus ini jika ada komitmen yang sungguh-sungguh,” pungkas Surya.
Sebelumnya, Riyas Nuraini ditemukan tewas secara mengenaskan pada Kamis, 18 Juli 2024, di Desa Rajabasa Lama, Kecamatan Labuhan Ratu, Lampung Timur. Jasadnya ditemukan terbungkus karung di atas sepeda motor Honda Vario miliknya, hanya sekitar 3 kilometer dari rumahnya.
Pada hari kejadian, Riyas pamit kepada keluarganya untuk mengantar dagangan. Namun, ia tidak kembali hingga keesokan harinya ditemukan tewas dengan luka lebam di tubuhnya. Keluarga korban menduga ia dibunuh menggunakan benda tumpul, sementara barang-barang pribadi seperti tas, uang, dan telepon genggamnya hilang. (Top)