Bandar Lampung – Anggota DPRD Kota Bandar Lampung Susanti mengatakan, Pancasila berperan menjaga integrasi bangsa dan negara (ideologis dan teritorial) serta menciptakan toleransi atas dasar kemanusiaan dan keadaban.
Pernyataan tersebut disampaikan politisi Partai Perindo itu yang juga menjabat Ketua Fraksi Persatuan Bangsa DPRD Kota Bandar Lampung (gabungan Perindo dan PKB) pada Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di Kelurahan Way Kandis, Kecamatan Tanjungseneng, Bandar Lampung, Sabtu (19/11/2022).
“Sila ketiga Persatuan Indonesia terdapat nilai persatuan yang memiliki makna meskipun Indonesia merupakan negara yang majemuk (plural), Pancasila mampu menyatukan perbedaan suku, agama, ras, etnis, budaya, dan geografis dalam satu titik dan membangun kebhinnekaan,” jelasnya.
Pada kesempatan sosialisasi yang dihadiri oleh sekitar seratus lima puluhan peserta tersebut, tenaga ahli Fraksi Persatuan Bangsa DPRD Kota Bandar Lampung Suryani M Nur yang juga akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tulang Bawang (UTB) Lampung bertindak selaku narasumber pertama , didampingi Yuli Evadianti yang juga akademisi FISIP UTB Lampung selaku narasumber kedua.
Dalam materinya, Suryani menjelaskan, tantangan kehidupan berbangsa saat ini di antaranya adalah digital disruption, di mana transformasi digital yang bergerak sangat cepat mencakup berbagai aspek mendorong perubahan-perubahan yang sangat cepat, termasuk dalam pelayanan publik.
Hal ini juga menimbulkan persoalan keamanan dan banjir informasi.
“Negara harus hadir memperkuat kembali peran negara dalam bingkai Pancasila dan UUD NRI 1945,” ujar Suryani yang juga Wakil Dekan FISIP UTB Lampung tersebut.
Lebih lanjut Suryani mengatakan, media sosial merupakan produk globalisasi, dan globalisasi identik dengan ide kapitalisme dan pasar bebas yang menawarkan kebebasan untuk memilah dan memilih.
“Yang perlu kita lakukan adalah objektivikasi nilai-nilai Pancasila yang saat ini memudar dan kembalikan Pancasila pada gagasan besar para pendiri bangsa,” pungkasnya.
Sementara narasumber Yuli Evadianti dalam penyampaian materinya menjelaskan tentang pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
“Sila pertama Pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai ketuhanan yang menggambarkan bahwa rakyat Indonesia adalah rakyat yang memiliki agama dan meyakini akan adanya Tuhan. Maka secara langsung harus bertakwa kepada Tuhan dengan menjalankan aturan-aturan yang ada dalam agama oleh setiap pemeluknya,” kata dia.
Lebih lanjut Yuli Evadianti yang juga Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UTB Lampung tersebut mengatakan, pengamalan sila pertama Pancasila berarti kita harus menghormati dan bekerja sama antarpemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.